jabaribernews.com -Jalan Malioboro lahir bertepatan dengan didirikannya Keraton Yogyakarta.
Dalam bahasa Sansekerta, kata Malioboro bermakna untaian bunga, jadi bukan berasal dari merk rokok.
Penamaan Jalan Malioboro mungkin ada hubungannya dengan masa lalu ketika Keraton Yogyakarta mengadakan acara besar.
Saat Keraton Yogyakarta menggelar acara besar, Jalan Malioboro dipenuhi dengan karangan bunga.
Baca Juga: Alun Alun Garut Diresmikan, Diharapkan Menjadi Ikon Baru Kota Dodol
Pendapat lain nama Malioboro berasal dari kata Marlborough, gelar Jenderal John Churchill (1650-1722) dari Inggris.
Pendapat ini disanggah dengan adanya bukti sejarah Jalan Malioboro sudah ada sejak berdirinya Ngayogyakarta Hadiningrat.
Peter Carey berpendapat Jalan Malioboro telah dibangun dan digunakan untuk tujuan seremonial tertentu selama lima puluh tahun sebelum orang Inggris mendirikan pemerintahan di Jawa.
Malioboro juga asalnya dari dua kata: mali dan oboro. Mali artinya wali dan oboro artinya mengembara atau perjalanan sehingga Malioboro diartikan perjalanan menjadi wali (mali).
Kawasan Malioboro terdiri dari dua nama jalan utama: Margo Mulyo dan Margo Utomo.
Baca Juga: Menparekraf Apresiasi Kehadiran Kampus Sahabat Wirausaha, Dukung Ciptakan Lapangan Kerja
Margo Mulyo dan Margo Utomo adalah bagian dari konsep Sangkan Paraning Dumadi, atau perjalanan manusia dari lahir hingga kembali kepada Sang Pencipta.
Sangkan Paraning Dumadi memiliki simpul-simpul utama:Panggung Krapyak-Keraton Yogyakarta-Tugu Jogja.
Panggung Krapyak ke Keraton melambangkan sangkaning dumadi, atau perjalanan manusia sejak lahir, dewasa, hingga memiliki anak atau keluarga.
Artikel Terkait
Kripik Salak Pangauban Siap Ramaikan Kuliner Olahan
Situ Ciburuy, Biaya Revitalisasi sudah Lunas, DPRD Jabar Ingatkan Segera Selesaikan
Payung Geulis Tasik Semakin Eksis
Anggota DPRD Kota Bandung Meminta Promosi Budaya Lebih Ditingkatkan
Mengenalkan Tempat Wisata pada Karton Kemasan Produk
Kabupaten Subang Belajar Mengembangkan Desa Wisata ke Borobudur Magelang