Kedelai Naik, Harga Tahu Tempe Terdampak, dan Pengusaha Pun Mogok Produksi

- Senin, 21 Februari 2022 | 15:51 WIB
Mulai hari Senin, 21 hingga 23 Februari 2022, para pengusaha hingga perajin tempe dan tahu di seluruh Indonesia menghentikan produksi
Mulai hari Senin, 21 hingga 23 Februari 2022, para pengusaha hingga perajin tempe dan tahu di seluruh Indonesia menghentikan produksi

 

jabaribernews.com -Mulai hari Senin, 21 hingga 23 Februari 2022, para pengusaha hingga perajin tempe dan tahu di seluruh Indonesia menghentikan produksi.

Mereka tidak akan dagang selama tiga hari, sebabnya ialah fluktuasi harga kedelai yang sudah tidak bisa dikontrol pemerintah.

Awalnya rencana mogok massal itu hanya di Jabodetabek, lalu diikuti produsen berbagai daerah ikut dalam aksi itu, seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timut, DIY, Serang, hingga Sumatera.

Baca Juga: Narkoba Sebagai Proxy War yang Harus Terus Ditekan

Ketua Pengawas Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu (Puskopti) Jakarta Handoko Mulyo, seperti dikutip beberapa media, membenarkan hal itu.

Memang, pada pada awal 2021, harga kedelai Rp 7 ribu per kilogram. Bahkan tiga bulan lalu harga kedelai yang di pasaran harnya sekitar Rp 9 ribu per kilogram, sudah naik menjadi Rp 12 ribu per kilogram.

“Saya membelinya per karung. Semula satu kwintal harganya Rp1 juta, lalu jadi Rp1,2 juta sehingga kenaikan dan fluktuasi harga itu, membuat saya kesulitan menetapkan harga jual,” ujar Mang Asep, yang dikenal sebagai Mang Mio, penjual tahu keliling dari Cangkuang, Kabupaten Bandung.

Mang Mio adalah pengusaha tahu skala kecil. Ia membuat sendiri dan memasarkan sendiri dagangannya keliling kampung.

“Kalau garam dan kunyit atau pewarna kuning alami sih, kalau naik pun tidak terlalu berpengaruh. Namun kenaikan harga kedelai sangat berpengaruh,” tuturnya, yang tak berniat aksi turun ke jalan, dan hanya berhenti produksi dan dagang saja.

Baca Juga: Warga Cisalak Antusias Ikuti Vaksinasi Di Polres Subang

Saat ini, memang tidak ada solusi dari tuntutan para pengusaha, yaitu menghentikan fluktuasi harga kedelai yang terlalu cepat.

Para pengsuaha yang meminta DPR dan Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk mengatur tata niaga kedelai, belum mendapatkan kepastian.

"Kalau ditangani swasta, harganya memang tidak stabil," ujarnya. “Maka pemerintah lah yang harus menangani tata niaga kedelai, entah itu Bulog atau BUMN yang lain, supaya harga kedelai tidak fluktuatif”.

Halaman:

Editor: Nanang Supriatna

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X