jabaribernews.com -Di bekas Uni Sovyet Konflik menunjukkan korelasi kuat antara harga minyak yang tinggi dan keinginan Rusia untuk menyerang tetangganya, Ukrania.
Pemerintahan Presiden Rusia Vladimir Putin berada dalam posisi yang lebih kuat secara ekonomi daripada sebelumnya, termasuk kebuntuan sebelumnya dengan Barat
Di tengah ketegangan bersejarah antara Rusia dan Ukraina serta dinamika geopolitik besar yang saat ini berlangsung antara Moskow dan Barat, peran minyak mentah melumasi roda konflik.
Tetapi melihat kembali konflik masa lalu, terungkap korelasi kuat antara melonjaknya harga minyak dan kesediaan Moskow untuk menegaskan keinginannya secara agresif di luar perbatasannya.
Baca Juga: Tersenyum Dahulu Menuju Pengembangan Wisata di Kabupaten Bandung Barat
Empat hal penting Krisis Rusia Ukrania
Ada 4 hal penting dalam hal ini:
1. Minyak Brent mencapai $91 per barel karena kekhawatiran Ukraina berlanjut;
2. Putin mengatakan AS menggunakan Ukraina sebagai 'alat' untuk menahan Rusia;
3. Krisis Ukraina: Gerakan anti-perang Rusia yang tenang semakin keras; dan
4. Krisis Rusia-Ukraina: Bagaimana Eropa dapat mengatasinya jika Putin mematikan gas.
Selama dua serangan militer Rusia terhadap bekas Soviet, perang Agustus 2008 di Georgia, dan perebutan Crimea pada Februari 2014, kemudian wilayah Donbas dari Ukraina, harga minyak meningkat pada level tinggi ($125 dan $102,57 masing-masing untuk patokan global minyak mentah Brent).
Saat ini, harga minyak naik lagi, mencapai harga tertinggi dalam tujuh tahun terkahir pada hari Jumat (04/02/2022) dengan patokan minyak mentah West Texas Intermediate AS mencapai $91 per barel, dan minyak mentah Brent melonjak melewati $92 per barel.
Baca Juga: Kue Balox Semox untuk Berbagi Usaha di Tengah Pandemi
Artikel Terkait
Setelah Dua Tahun Terhenti Akibat Pandemi, di AS Perayaan Imlek Tahun ini sangat Meriah
Nam Da Reum dan Impiam Terganteng Masuk Wamil Sejak Dini
Virus Siluman BA 2 Mulai Menyebar, para Ahli Khawatir Memperpanjang Covid 19
Kemenkes Pasien Positif Omicron Tanpa Gejala Cukup Isoman
Kemenag Memberi Penjelasan Mengenai Temuan BNPT yang Sebut 198 Pesantren Terafiliasi Kelompok Teroris