• Jumat, 29 September 2023

Lebih dari 600 jenis Lalap Dikonsumsi Masyarakat Sunda

- Jumat, 31 Desember 2021 | 08:48 WIB
Petani sedang memanen sosin.*
Petani sedang memanen sosin.*


jabaribernews.com -Lalab atau lalap adalah sayuran yang sering dikukus, atau bahkan dikonsumsi mentah-mentah. Lalap menduduki posisi penting dalam kuliner kita, khususnya di masyarakat Sunda yang dikenal sangat menggemari lalap.

Salahseorang penulis buku kuliner, Dr Riadi Darwis MPd mengungkapkan, berdasarkan penelitiannya dari berbagai naskah kuno hingga prasasti tua, ditemukan lebih dari 600 jenis tanaman lalapan, yang dahulu banyak juga dikonsumsi masyarakat Sunda.

Lalap ini juga ternyata banyak dikonsumsi berbagai daerah di Indonesia, khususnya di kerajaan-kerajaan yang telah mempunyai pengetahuan mengenai khasiat lalap,” tutur Dr Riadi Darwis MPd saat ditemui di kediamannya, di komplek perumahan Gading Tutuka1, Soreang, Kabupaten Bandung.

Baca Juga: Tahun Baru Kawah Sastra Ciwidey Luncurkan Buku Baru

Hasil penelitian Dr Riadi Darwis MPd , kemudian dibukukan dengan judul Lalapan, Rujak, dan Tektek yang akan segera dirilis tahun depan.

Sebelumnya, Darwis telah menulis dua buku berjudul Khazanah Kuliner Keraton Kesultanan Cirebon (terbit 2019), dan Seri Gastronomi Tradsional Sunda: Khazanah Kuliner Kabuyutan Galuh Klasik (terbit 2020).

“Selain menulis dan terus mengadakan penelitian, saya juga mencoba mengumpulkan jenis-jenis tanaman ini,” ujarnya.

Baca Juga: Gedong Cai Tjibadak, Ledeng Pertama di Kota Bandung

Ia berharap ada pihak swasta maupun dari unsur pemerintahan yang mau memasyarakatkan kembali macam-macam jenis lalap. Misalnya menjadi hidangan di restoran-restoran atau pun warung.

“Selain itu, masyarakat juga dapat menanam kembali jenis-jenis lalapan yang sudah langka. Sehingga gizi masyarakat tetap terjaga, dan bisa menjadi salah sayu jenis makanan untuk ketahanan pangan kita,” lanjutnya.

Untuk penerbitan buku barunya, ia mempercayakan ke UPI Press dan telah didisain khusus agar menarik. Dua buku sebelumnya cukup laris di pasaran, dan telah terjual hingga ke Amerika.

Beberapa perpustakaan di Amerika memang telah membeli buku tersebut, dan siap membeli buku-buku kuliner barunya.

“Saya mohon doa dari semua agar hasil penelitian saya berguna bagi banyak orang, apalagi dapat diapresiasi hingga mancanegara,” tuturnya, sambil memperlihatkan dua buku tebalnya yang juga akan dicetak ulang.*** (Riyan-007)

Editor: Nanang Supriatna

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X