jabaribernews.com - Ukuran pemulihan ekonomi pascakrisis akibat pandemi Covid 19 jangan hanya dilihat dari sekadar angka persentase pertumbuhan secara periodik.
Lebih dari itu, pemulihan ekonomi pascakrisis akibat pandemi Covid 19 harus berkualitas dengan mengutamakan pertumbuhan berkelanjutan.
Sejumlah tantangan di masa pemulihan ekonomi pascakrisis akibat pandemi Covid 19 juga masih mengahadang. Terutama karena masih lebarnya kesenjangan antara prasejahtera dengan golongan kaya.
Baca Juga: Lima Tempat Wisata di Kota Bandung akan Diawasi Ketat saat Nataru
Untuk itu perlu strategi khusus dalam mengembalikan level angka produk domestik bruto (PDB) agar kembali ke tingkat sebelum krisis.
Demikian rekomendasi hasil sarasehan yang digelar Unpad, IKA Unpad, dan Deloitte (11/12/2021).
Saresehan tersebut bertemakan Pemulihan Ekonomi Pasca Covid 19, Membangun Ekonomi Indonesia yang Adaptif dan Resiliens.
Baca Juga: PVMBG Ingatkan Potensi Bahaya Ikutan Gempa Bumi Plores
“Kalau melihat ke depan prospek pertumbuhan ekonomi sebaiknya tidak hanya dilihat untuk tahun in atau depan, tetap harus dilihat dalam jangka Panjang,” kata Guru Besar Fakultas Ekononi dan Bisnis Unpad Bandung, Prof Arief Anshory Yusuf.
Arief mengatakan, kunci pemulihan ekonomi adalah bagaimana cara recovery yang tepat. Bagaimana kita bisa kembali ke level PDB sebelum pabdemi. Bukan pada persentasenya.
Menurut dia, berdasarkan kajian yang dilakukannya, setidaknya perlu waktu 3,5 tahun untuk kembali ke level tingkat PDB yang sama seperti sebelum krisis.
"Yang dikatakan pemulihan itu, jika beberapa orang yang kehilangan pekerjaannya mendapat pekerjaannya kembali dan membuka lapangan pekerjaan untuk mereka yang belum mendaparkannya," tegasnya. ***
Artikel Terkait
Kabar Baik untuk Santri, Rekrutmen Anggota Polri dari Santri hingga Hafiz Quran Terus Dilakukan
Jawa Barat Ingin Memanen dari Investasi Pendidikan
Hai Penerima JLFS, Anda Ditunggu Kiprahnya di Jawa Barat
Peluang dari Demografi, Ambillah
Perbedaan Pesantren dan Boarding School
Disdik Jabar Telah Salurkan Rp2.4 Triliun untuk Pendidikan Menengah Atas Negeri dan Swasta
Disela Sela Bekerja Menyempatkan Belajar, 131 Pekerjan Migran Indonesia Diwisuda