Baca Juga: Apresiasi Seni Siswa pada Ekskul Seni Budaya Terkena Dampak Omicron
Kepada Gubernur dan Bunda Literasi, kemudian ia menjelaskan kesadaran membaca di pedesaan dan perkotaan, khususnya Ciamis, sebetulnya cukup tinggi.
“Namun itu harus ditindaklanjuti dengan kemudahan akses tempat membacanya, atau tempat mendapatkan sumber bacaan yang mereka perlukan,” ujarnya.
Hak yang juga ditekankan oleh Komunitas Gada Membaca ialah adanya keterlibatan masyarakat dalam mengelola perpustakaan.
“Kegiatan pelibatan masyarakat itu senditri, sesungguhnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Adanya dukungan dari masyarakat yang peduli, serta sudah ada masyarakat yang merasakan manfaat dari layanan perpustakaan, adalah faktor penting keterlibatan masyarakat,” lanjut Agus.
Komunitas Gada Membaca lahir dari sejarah yang cukup panjang. “Lahir dari serangkaian kegiatan yang melibatkan masyarakat secara aktif.
“Alhamdulilah kegiatan ini banyak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, sehingga kegiatan kami dapat terus berjalan,” sambung Agus kepada berbagai awak media yang turut hadir di sana.
Baca Juga: Seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Guru Tahap 3 Ditunda
Komunitas Gada Membaca kemudian juga menjadi inspirasi bagi lahirnya berbagai gerakan literasi di sekitarnya, sehingga ada beberapa komunitas lain yang terbentuk, dan menjadi rekanan dalam gerakan literasi di Ciamis.
Mengenai nama, Agus menjelaskan Gada itu gabungan nama tempat, Gajah dan Dawuan. Di lokasi tempat dibangunnya taman baca yang pembangunannya diresmikan Bupati Ciamis ini, ada batu besar dan di bawah itu ada dawuan (sungai besar) Ci Muntur.
Mantan Divisi Marketing HU Pikiran Rakyat ini, memang dikenal supel dan andal dalam meraih dukungan dari para stakeholder di sekitarnya, bahkan dari pusat.
Advokasinya ke pemangku kebijakan hingga para aktivis lierasi, membuat gerakan yang dibuatnya banyak mendapat dukungan, meski itu tak selalu mudah.
Tak hanya soal advokasi, pembenahan di dalam juga dilakukan, seperti memperbanyak buku bacaan, hingga penggunaan aplikasi pelayanan SLiMS (Senayan Library Management System).
“Aplikasi ini memudahkan anggota dalam mengisi data kunjungan, proses peminjaman, dan buku apa saja yang kami miliki yang dapat dilihat anggota. Untuk bisa melihatnya digunakan kartu dan buku mengunakan QR code, sehingga memudahkan dalam memberikan pelayanan, dan memuaskan anggota” jelas Agus yang menyukai akik dan batik ini.
Artikel Terkait
Respon Maraknya Pandemi, PTMT 50 Persen di KBB kembali Diberlakukan
Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) di Kabupaten Ciamis Mulai Berlaku Hari Ini.
Mural dan Kreasi Seni Tatap Muka SMPN 51 Bandung
Pelatihan Pembuatan Agen Hayati Fungisida Alami di Forum Berbagi Petani Desa Mekarsari
Satuan Pendidikan Harus Peduli Terhadap P4GN Lewat Pendidikan Karakter