Pembelajaran Cerita Fantasi Membutuhkan Berbagai Media

- Jumat, 14 Januari 2022 | 10:30 WIB
Warsono M.Pd. saat pembelajaran cerita fantsi pada sebuah kelas di MTs. Negeri 2 Bandung.
Warsono M.Pd. saat pembelajaran cerita fantsi pada sebuah kelas di MTs. Negeri 2 Bandung.

jabaribernews.com -Salahsatu materi pelajaran di SMP dan di MTs ialah Cerita Fantasi di pelajaran Bahasa Indonesia.

Metari pelajaran Cerita Fantasi berkenaan dengan dunia anak usia sekolah pasca SD itu, yang masih mempunyai fantasi tertentu, sesuai dengan usia dan pergaulannya.

Kenapa Cerita Fantasi, karena anak-anak usia remaja ini banyak mengkonsumsi jenis fantasi yang lebih banyak, baik dari game, buku cerita, hingga media sosial.

Baca Juga: Pegiat Literasi yang Pernah Jadi Koki, Sering Menjamu Tamu, PKBMnya Jadi Pusat Latihan Kuliner

“Konsumsi ini meningkat pula sejalan dengan pembelajaran daring, tutur Drs. Iwan Ardhie Priyana, guru SMPN yang bergabung di Asosiasi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia (AGBSI) Jawa Barat.

Selain belajar, anak-anak dan usia menjelang remaja ini juga mengkonsumsi fantasi dalam beragam permainan game serta cerita dalam bentuk animasi.

Ini menjadi tantangan tersendiri bagi para guru, untuk memahami fantasi apa saja yang dikonsumsi anak-anak. Sehingga, ada pembanding saat kita mengajarkan cerita sastra berjenis fantasi.

“Metode yang saya gunakan misalnya dengan membuat media pembelajaran dari wayang,” ujar Iwan.

Baca Juga: PTM 100 Persen Bisa Terlaksana, Disdik Kota Bandung dan Dinkes Kota Bandung Berkolaborasi

Wayang dibuat oleh anak-anak dari kertas dan bambu, lalu mereka membuat cerita dengan tokoh wayang tersebut.

“Bentuk wayangnya bebas. Ada bentuk binatang, orang, atau anak kecil sesuai fantasi mereka, dan cerita apa yang mereka buat!” lanjut Iwan sambil memperlihatkan beberapa foto para siswanya yang tengah memainkan wayang sambil bercerita di depan kelas.

Beberapa anak kemudian membuat wayang dengan karakter yang mereka temui dari game, komik, atau pun buku bacaan lain.

“Ya, pembelajaran seperti itu memang akan jadi menarik, sehingga anak-anak tidak jenuh dalam belajar!” ujar Warsono M.Pd, guru di MTs Negeri 2 Bandung.

Metode yang ia gunakan ialah dengan meminta para siswanya membuat deskripsi tentang makanan, tempat, dan kebiasaan masyarakat lokal atau sekitar kampung para siswanya, yang kemudian dimasukkan ke dalam cerita.

Halaman:

Editor: Nanang Supriatna

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Pelepasan dan Kelulusan Siswa SMPN 1 Cisalak

Selasa, 28 Juni 2022 | 13:00 WIB

Camat Cisalak Monitoring Pelaksanaan Ujian SD

Rabu, 25 Mei 2022 | 13:00 WIB
X