DI musim hujan seperti sekarang ini, kita sering sekali mendengar orang yang habis kehujanan lalu masuk angin.
Orang yang habis perjalanan jauh atau keluar malam hari juga sering terkena masuk angin.
Keluhannya bermacam-macam, dari mulai demam, sakit kepala, badan pegal-pegal, nyeri, lemas, perut kembung, diare, sering sendawa dan buang angin.
Di saat ada orang yang tanpa sengaja buang angin biasanya beralasan dia masuk angin. Padahal buang angin sejatinya adalah mengeluarkan angin.
Mungkin banyak dari kita yang menyangka masuk angin terjadi karena banyaknya udara atau angin yang masuk ke dalam tubuh.
Dalam dunia medis tidak ada istilah masuk angin. Dalam bahasa Inggris, masuk angin ini dikenal dengan istilah Common Cold, dan tidak termasuk dalam kategori penyakit.
Penyebab terjadinya masuk angin ini sebenarnya bukan banyaknya angin dingin atau air hujan yang masuk ke dalam tubuh, melainkan daya tahan tubuh yang cenderung menurun di kondisi cuaca ekstrim.
Saat musim hujan, paparan sinar matahari akan berkurang dan memengaruhi produksi Vitamin D yang merupakan salah satu nutrisi yang berperan penting dalam menjaga daya tahan tubuh.
Daya tahan tubuh yang menurun disertai padatnya aktivitas, kurang istirahat, dan tidak menjaga asupan makanan, bisa membuat orang rentan mengalami berbagai penyakit dengan gejala yang mirip seperti gejala flu.
Cara paling utama untuk mencegah masuk angin adalah dengan menjaga daya tahan tubuh.
Banyak mengonsumsi makanan bergizi, banyak minum air putih, istirahat yang cukup, berolahraga teratur, bisa ditambah asupan suplemen atau jamu bila perlu.
Baca Juga: Wahai Orang Sunda, Ada yang masih Ingat Dewi Sartika?
Gejala masuk angin pada umumnya bersifat ringan dan akan sembuh dengan sendirinya setelah beristirahat dan makan yang cukup.
Orang Indonesia lebih suka mempercepat penyembuhan masuk angin dan memulihkan kesegaran tubuh dengan cara dikerok atau kerokan">kerokan.
