JABARIBERNEWS.COM -Ini bukan cerita piring terbang. Ya bukan tentang UFO. Namun tentang cerita berikrim surat jaman dahulu. Khususnya saat santri mengirim surat perkenalan hingga cinta, melalui selembar surat. Ya, suratnya diebentuk dari kapal kertas. Lalu, tentu saja diterbangkan pada sang pujaan.
Itu adalah satu cerpen yang terdapat di dalam kumpulan cerita pendek Surat Terbang. Buku setebal 172 halaman tersebut, memuat sekira 15 cerpen, karya para cerpenis alumni IKIP (UPI) Bandung. Buku ini merupakan karya kolaborasi dari Arip Senjaya, Didin Hasanudin, Eriyandi Budiman, Erwan Juhara, dan Jaka Sutrisna.
“Buku ini mencoba menjalin silaturahmi antar alumni, yang memang suka menulis cerpen alias cerita pendek. Saya berharap Surat Terbang ini, mampu menerbangkan imajinasi para pembacanya, sehingga menemukan kebahagiaan saat membaca sebuah cerita!” tutur Didin Hasanudin, yang kini bergiat menulis cerpen, saat menerima buku baru tersebut, di SMA Albidayah, Cangkorah, Batujajar, KBB.
Baca Juga: Eksplorasi Seni Lukis Komunitas Hegarmanah dari Lukisan yang Ditumpuk Hingga Gambar di Blek Kerupuk
Buku Kumpulan Cerpen Surat Terbang tersebut kemudian diluncurkan perdana, pada Sabtu 8 April 2023, di Buruan Kopi Lembang, Bandung Barat. Buku yang diterbitkan Magma Insan Prima, Bandung tersebut, baru dicetak secara terbatas, dan mendapat perhatian yang lumayan dari para pegiat literasi di Lembang, bahkan dari luar desa lainnya.
“Buku ini merupakan sebentuk kepedulian pendokumentasian karya sastra, khususnya cerpen dari para alumni IKIP Bandung. Mudah-mudahan juga dapat ikut terus menumbuhkan dunia literasi, yang sepertinya terlihat subur di Kabupaten Bandung Barat!” tutur Eriyandi Budiman, salah satu penulis di buku tersebut.
Sedangkan Asep Oetoenk Sukarna, pemilik Buruan Kopi Lembang, yang sangat antusias dengan peluncuran dan diskusi Buku Kumpulan Cerpen Surat Terbang ini, mengatakan bahwa iklim penulisan karya sastra juga perlu promosi dalam bentuk kegiatan.
“Para penulis memerlukan tempat berbagi ilmu, kisah, dan bagaimana mereka mengkomunikasikan karya-karyanya ke hadapan publik. Insya Alloh Buruan Kopi Lembang akan terus memfasilitasi kegiatan literasi semacam ini!” lanjutnya, saat memandu jalannya diskusi.
Sedangkan Gusjur Mahesa, pegiat teater yang juga menulis puisi, mengharapkan para sastrawan dapat terbang ke berbagai tempat, untuk membumikan gagasan-gagasan sastrawinya. “Saya juga sering memasarkan buku puisi saya, Mending Gelo Daripada Korupsi, secara langsung!”ujarnya, saat ikut meramaikan peluncuran dan diskusi buku tersebut.
Acara yang berlangsung hingga larut malam ini, mendapat perhatian serius beberapa aktivis literasi KBB, seperti Nia Kurniasih (Desa Cibodas), Lina Handoyo (Desa Pasir Ipis), Abdul Gandi dan Atep Mohek (Desa Sindangkerta), termasuk Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia UPI Bandung- Nenden Lilis Aisyah, yang disertai mahasiswanya, serta beberapa aktivis pemuda dan budaya Lembang.
“Alhamdulillah akivitas literasi di wilatah Lembang, khususnya di Desa Cibodas, masih berjalan meski masih harus banyak dukungan aparat desa. Maka, kegiatan peluncuran buku dan diskusi semacam ini, menggembirakan saya, karena dapat lebih banyak menyerap informasi sekitar dunia tulis menulis,” tutur Nia Kurniasih, pengelola Perpusdes (Perpustakaan Desa) Cibodas, yang juga menjabat sebagai sekertaris PKK Kecamatan Lembang.*** Kang Nagun
Artikel Terkait
Minyak Goreng dan Psikologi Sembako Panic Buying
Asal Usul Imlek, Hajat Buminya Orang Tiongkok dan Berkaitan dengan Budaya Agraris
10 Upaya Peningkatan Produksi Pertanian dalam Dasa Usaha Tani, Melanjutkan Program Orba Panca Usaha Tani
10 Istilah Kripto yang Perlu Diketahui oleh Pemula.
Sinopsis Attack on Titan Final Season Part 2 Episode 5 : Merangkul Ymir, Rumbling Dimulai