MAJALENGKA, jabaribernews.com -Kejadian tawuran antar pelajar melanggar norma-norma dan merupakan perilaku menyimpang, karena perkelahian termasuk tindakan kriminal.
Pelajar SMP dan SMK di Kabupaten Majalengka marak bergabung dengan geng. Ulah mereka membuat resah masyarakat, saat tawuran antar pelajar mereka menggunakan senjata tajam jenis golok, samurai, dan celurit.
Untuk itu Polres Majalengka Polda Jabar menggelar konferensi pers terkait dengan tawuran antar pelajar di Kabupaten Majalengka. Konferensi pers ini digelar di Halaman Lobi Utama Polres Majalengka, pada Rabu (21/12/2022).
Baca Juga: Pemusnahan Barang Bukti Narkotika di Polres Majalengka
Kapolres Majalengka AKBP Edwin Affandi didampingi para PJU Polres Majalengka menyampaikan, di Kabupaten Majalengka akhir-akhir ini terjadi beberapa kasus kenakalan remaja, geng motor, dan tawuran antar pelajar.
“Pada tanggal 13 Desember 2022 Polsek Kadipaten mengamankan 6 (Enam) orang yang pada saat itu membawa sajam berupacCerulit dan diamankan diperempatan lampu merah Kadipaten," ucapnya.
Menurut Kapolres Majalengka, setelah dilakukan rangkaian penyelidikan oleh Polres Majalengka, ternyata ada keterkaitan antara penemuan sajam ini dengan beberapa kasus-kasus yang lain di antaranya di wilayah Kadipaten, Sumberjaya dan Kecamatan Sindangwangi dengan motif dendam pelajar antar sekolah.
“Setelah kita telusuri hal konflik-konflik inilah yang menyebabkan timbulnya perpecahan pelajar di Kabupaten Majalengka dan motif ini juga terjadi di kabupaten lain,” terang Kapolres Majalengka.
Baca Juga: Kasus Penipuan Berkedok Umrah di Dawuan Diungkap Polres Majalengka
Lanjut Kapolres Majalengka, anak-anak mencari kebanggaan semu atas identitas. “Ini yang harus kita pahami bersama serta fenomena awal dendam antar geng motor. Sekarang ini para pelajar saling ingin berkelahi tidak mengatasnamakan geng motor namun mengatasnamakan sekolah,” ujar Kapolres Majalengka.
Karena itu, Polres Majalengka mengetuk dinas pendidikan dan dunia pendidikan serta orang tua untuk mencermati betul kondisi semacam itu.
Tidak bisa hanya Polri dalam rangka membina, mengurangi, mengarahkan anak sekolah ini untuk tidak tawuran lagi.
“Mereka berani membawa alat-alat seperti ini untuk melakukan kegiatan-kegiatan perkelahian, tawuran dan merugikan generasi bangsa” ungkapnya.
Selain itu, Kapolres Majalengka menyampaikan beberapa kejadian perkelahian ini disebabkan oleh dendam dari hal-hal sepele.
Artikel Terkait
Ketua Bapenda yang juga Anak Bupati Majalengka Dipanggil ke Kejati
Tiga Residivis Kasus Curat Dibekuk Polres Majalengka
Maraknya Curas di Majalengka, Meresahkan Warga
Anak Aniaya Ayah Kandungnya Hingga Meninggal Dunia
Polisi di Majalengka Ungkap Kasus Judi Online