• Kamis, 28 September 2023

Galeri Theehuis Tampilkan enCOUNTER sebagai Rasa Suka Cita Estetik dan Sosial dalam masa Pandemi

- Senin, 31 Januari 2022 | 07:30 WIB
Galeri Theehuis Tampilkan enCOUNTER sebagai Rasa Suka Cita Estetik dan Sosial dalam masa Pandemi.
Galeri Theehuis Tampilkan enCOUNTER sebagai Rasa Suka Cita Estetik dan Sosial dalam masa Pandemi.

 


jabaribernews.com -Theehuis Gallery, atau Galleri Taman Budaya Provinsi Jawa Barat yang berada di Jalan Bukit Dago Selatan 53 A, Dago, Kota Bandung, mengadakan pameran seni rupa "enCOUNTER", 28 Januari – 5 Pebruari 2022 .

Pameran yang diusung oleh 41 perupa lintas kota (Banten, Jakarta, Bandung, Yogyakarta) tersebut berlangsung dalam kehangatan suatu 'perjumpaan'.

Baca Juga: Kereta Semar Lembu Karya Zaky Yamani Rai Juara I Sayembara Novel DKJ 2021

Pameran ini diresmikan oleh Prof. Aquarini, M.A,M.Hum, P.hD – seoramg akademisi, kritikus aktivis dan pengamat budaya.

Dalam sambutannya, makna enCOUNTER secara mendalam dibedah Aquarini dengan fasih. Pada pembukaan pameran tersebut, tampil grup PELURU KATA yang atraktif.

Diyanto, kurator pameran seni rupa enCounter mengatakan pameran ini merupakan respon terhadap banyaknya perupa di Jawa Barat yang telah banyak menghasilkan karya selama pandemi.

“Sudah dua tahun kita hidup dalam bayang-bayang kecemasan global. Ini membuat hidup kita seakan dipaksa pada suatu keniscayaan yang tidak terbayangkan sebelumnya, " ujarnya.

"Pandemi covid-19 yang mencengkram kenyataan hidup di berbagai belahan dunia, menyebabkan kita berada pada posisi yang serupa, sulit dan sulit," sambung Diyanto di tengah pengunjung dan peserta yang sangat antusias mengikuti acara.

Baca Juga: Surat An Nashr, terjemah bahasa Indonesia dan bahasa Sunda, Pertolongan Allah dalam Peristiwa Fathu Makkah

Maka, lanjut Diyanto, enCOUNTER merupakan ajang kerinduan untuk pertemuan para perupa dan pecintanya, termasuk juga dengan kurator dan galeri yang selama ini telah memberi banyak andil dalam perhelatan seni rupa.

“Pameran enCOUNTER yang ditulis dengan tipografi tertentu, juga mengandung pemaknaan lain, selain arti perjumapan dalam pengertian yang leterlek atau harfiah," lanjutnya.

Menurut Diyanto setiap seniman tentunya akan mempunyai tafsir lain juga mengenai pelebaran makna itu.

"Makna yang ganda sebagai pelebaran interpretasi. Mereka bebas mengartikulasikannya dalam bentuk karya seni yang mereka pilih sebagai media ungkapnya,” lanjut Diyanto.

Baca Juga: Perpindahan Ibu Kota Negara, Ridwan Kamil dan Arsitektur Masa Depan Sunda Wanter

Halaman:

Editor: Nanang Supriatna

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X