Imah Budaya Cigondewah, Mengusung Isu Lingkungan dalam Karya Seni

jabaribernews.com - Sejak 10 tahun terakhir, perupa Tisna Sanjaya di sanggarnya, Imah Budaya Cigondewah getol sekali melibatkan masyarakat dan seniman untuk mengusung isu lingkungan dalam karya seni.

Tema isu lingkungan dalam karya seni di Imah Budaya Cigondewah itu baik grafis, lukis, instalasi, mapupn performance art atau seni pertunjukkan.

Imah Budaya Cigondewah, terletak di pinggir jalan raya Cigondewah yang tidak terlalu ramai,  dia dirikan di sebidang tanah yang dia beli dari penjualan enam buah lukisannya.

Baca Juga: Komunitas JAF Majalengka Diundang Pemerintah Jerman untuk Berkarya

“Dahulu merupakan tanah leluhur kami,” ujar Tisna.

Dibangun secara perlahan, bahan-bahannya dari yang ada, termasuk sampah plastik.

Beragam kegiatan pun dilakukan. Mulai dari menggambar bersama anak-anak, remaja, hingga para seniman Bandung dan sekitarnya, yang mau terlibat dalam proyek seni tersebut.

Rumah itu ia buat dengan desain khusus, seperti halnya galeri seni rupa dengan gaya campuran antara gaya lokal tradisional dengan pola minimalis modern.

Lebih cenderung gaya kontemporer. Ada kayu, bata ekspose, jendela jati bekas.

Baca Juga: Galaksi Kita Bimasakti, Nampak Bagai Jalur Susu dari Seorang Dewi Yunani

"Ada juga dari besi bekas yang saya buat kincir air di belakang. Kincir itu untuk mengangkut sampah dari kali di belakang rumah ini!” sambung Tisna.

Ia lalu memperlihatkan kincir besar, dan dibuat secara artistik dengan menaruh elemen rupa berupa pola manusia dan binatang dan cat sesuai salera kontemporernya.

Pada bebebarapa batang pohon agak besar, ditempatkan pula seeng almunium, yang dahulu dgunakan masyarakat Sunda untuk menjerang air dan menanak nasi.

Seeng itu dikkat kawat, menghadap ke berbagai arah, sehingga tampak aneh, namun tentu saja jadi menarik karena keunikannya.