Meski Sudah Biasa Digelar, Performance Art Belum Menjadi Program Studi

- Jumat, 7 Januari 2022 | 18:18 WIB
Isa Perkasa, perupa yang sering melkakan perpformance art dalam sebuah pertunjukkan di Taman Budaya Jawa Barat.
Isa Perkasa, perupa yang sering melkakan perpformance art dalam sebuah pertunjukkan di Taman Budaya Jawa Barat.

SENI  pertunjukkan, nama lain dari performance art telah tumbuh cukup lama.

Pada sekitar tahun 1970-an, Ucok dari AKA Band memperlihatkan performance art dengan menggantung kakinya saat show memakai tali lalu bernyanyi dalam posisi terbalik.

Tahun 87-an, beberapa mahasiswa Seni Rupa IKIP Bandung menggelar performance art menggelindingkan drum-drum bekas sambil melukis dan memainkan musik rancak yang mereka sebut Seni Blah-blah War.

Kemudian pelukis Diyanto menari tanpa konsep dan bergerak bebas seperti terlihat memainkan adegan teater sambil melliukkan kwas pada kanvas.

Baca Juga: Harapan Baru Komunitas Saraga dan Regenerasi Pelukis

Tarian itu dinamai Perengkel Jahe, karena tubuh sang seniman terlihat memilinkan tubuh seperti tanaman jahe.

Di pertengahan tahun 1990-an, muncul istilah performance atau performing art.

“Di Bandung, khususnya, seni pertunjukkan seperti itu banyak dilakukan oleh para perupa,” tutur Dadang S.Pd, dosen Seni Rupa, saat ditemui di Gedung FSD (Fakultas Seni dan Disain) UPI Bandung.

Baca Juga: Abu Nawas Akan Terbang, Kritik Sosial yang Masih Relevan Hingga Saat Ini

Dicontokan Wawan S. Husein, Rudi St. Darma, Yoyoyogasmana, Isa Perkasa, Tisna Sanjaya, Rahamaiyani, Deden Sambas, Hermana HMT, Christiawan.

Kemudian, Dedi Warsana, Bambang Subarnas, Mimi Padmi, Besti Rahulasmoro, Raden Roro, dan banyak lagi yang datang dari berbagai perguruan tinggi seni rupa.

Ada juga dari seniman tari seperti Ine Arini, Rahmayati Nilakusumah, dan Lina Gusliana. Bahkan ada dari seniman otodidak atau sanggar.

Jadi permomance art terbentuk dengan menghadirkan gerak yang teoritis hingga keseharian yang tampak biasa.

Baca Juga: Arimbi dari Pringgandani, Ratu Raksasa Ibunda Gatotkaca

Halaman:

Editor: Nanang Supriatna

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X