Tempat tergelap di neraka
dicadangkan bagi mereka
yang tetap bersikap netral
di saat krisis moral.
~Dante Alighieri~
QUOTES dari sastrawan legendaris Italia abad ke-14 itu berulangkali dikutip di novel Inferno, novel fantastis yang penuh kejutan di sepanjang alurnya.
Novel Inferno terbit pertama kali tahun 2013, tapi terasa sangat relevan dengan situasi pandemi beberapa tahun terakhir ini, termasuk sekarang.
Inferno yang artinya neraka berkisah tentang seorang ilmuwan jenius yang resah dengan membludaknya populasi manusia di muka bumi.
Diperhitungkan manusia berada di ambang kepunahan dalam beberapa abad ke depan.
Daratan sudah teramat sesak tapi manusia tak henti-hentinya berkembang biak dan beranak pinak semakin banyak. Karena itulah sudah sepatutnya overpopulasi ini dipaksa berhenti.
Atas dasar teori overpopulasi itulah alur cerita di novel ini berjalan dengan sangat sistematis dan dramatis.
Walaupun novelnya setebal bantal, kita tidak akan merasa bosan, malah semakin penasaran dengan lanjutan petualangan setiap membuka halaman demi halaman.
Inferno sendiri merupakan salah satu serial petualangan seorang ahli arkeologi Robert Langdon karya Daniel Brown, atau yang lebih dikenal dengan nama Dan Brown.
Sang Author menyajikan petualangan Robert Langdon dengan epik, penuh intrik, plot twist dan misteri dikuak sedikit demi sedikit secara apik.
Dari mulai kehilangan ingatan, dikejar-kejar pembunuh bayaran, dan kucing-kucingan dengan agen-agen WHO dan aparat kepolisian.
Objek yang jadi rebutan ternyata adalah tempat penyimpanan sejenis virus baru yang dikembangkan oleh sang ilmuwan anti overpopulasi tadi.
Jika dibiarkan tersebar, virus tersebut akan menginveksi manusia di seluruh belahan dunia. Mengingatkan kita pada pandemi yang kini sedang terjadi.
Bagi yang gemar teka-teki, misteri, kisah aksi dan teori konspirasi, pasti suka dengan karya-karya sang novelis ini.
