Minyak Goreng dan Psikologi Sembako Panic Buying

- Senin, 24 Januari 2022 | 16:58 WIB
Minyak goreng curah, harganya mahal.
Minyak goreng curah, harganya mahal.

jabaribernews.com -tahun baru, harga baru. Itu sudah biasa. Sudah tradisi, kata para pedagang yang diamini ibu-ibu rumah tangga, bahkan bapak-bapak yang suka belanja karena istrinya ngantor. Harga sembako di tahun baru selalu seperti itu.

Telur, tepung terigu, ayam potong, minyak goreng, tahu, tempe, juga susu grafiknya selalu ke atas, tak pernah ke bawah.

“Bahkan rokok sebagai kebutuhan pokok ke epuluh, juga naik, meski hanya 1.000 – 2.000 rupiah per bungkus,” ujar Mang Dede, pecatur tingkat RW yang gemar merokok.

Di tingkat eceran, rokok yang semula Rp. 2.000 pertiga batang, bisa jadi dapatnya dua batang. Yang tadinya 10.000 per bungkus kini jadi 11.000.

Baca Juga: Presiden Kunjugi Pasar Sederhana Bandung, Memberikan Bantuan Pedagang 1,2 Juta Rupiah

Para pemilik pabrik rokok, biasanya menaikkan harga terlebih dahulu, dalam jumlah kecil, sebelum panic buying sembako atau pun bensin. Itu nantinya akan terlihat naik besar setelah beberapa waktu,”.

“Jadi sebelum harga sembako meledak, rokok mah diam-diam sudah nanjak pelan-pelan. Nya kayak catur budak. Selangkah demi selangkah saja!” lanjutnya lagi, sambil memindahkan anak caturnya ke bidak lain.

Khusus mengenai kenaikan harga minyak goreng, dari pantauan sejak pertengahan Desember 2021 hingga menjelang akhir Januari 2022, hal itu tidak terlalu berpengaruh pada penjual gorengan.

Masih ada penjual bala-bala bin bakwan dan gehu, yang menjual dengan harga Rp.500/biji. Hanya ukurannya diperkecil sedikit. Ada pula yang menjualnya Rp. 2.000/3 biji.

Baca Juga: IKN Dikebut Ratusan Triliun, Guru Honorer Dibiarkan Belum Mendapat Kepastian

“Dengarkan saja suara merdu penjual tahu bulat. Selama ada sapaan: tahu bulat, digoreng dadakan, harganya lima ratusan, enaaakkk..itu tandanya minyak goreng belum membuat kepanikan harga,” gurau Kang Jaja, penjual air galon isi ulang dari Nagrak, Kabupaten Bandung.

Akan tetapi si bulat itu banyak yang penyok, ditonjok kenaikan harga minyak goreng curah, yang ikut nerekel.

Keresahan justru terdengar dari ibu-ibu kantoran yang sudah terbiasa dengan minyak goreng kemasan.

“Kemarin, harga telur mencapai 22 ribu rupiah per kilogram. Lalu minyak goreng jadi 21 – 22 R0ibu rupiah per kilogram. Stok di seupermarket juga banyak yang kosong, akibat panic buying!” tutur Bu Nia, guru sebuah SMK di Katapang.

Halaman:

Editor: Nanang Supriatna

Tags

Artikel Terkait

Terkini

10 Istilah Kripto yang Perlu Diketahui oleh Pemula.

Minggu, 6 Februari 2022 | 13:33 WIB

Minyak Goreng dan Psikologi Sembako Panic Buying

Senin, 24 Januari 2022 | 16:58 WIB

Rumah Sakit Jiwa pun Perlu Buku Bacaan

Senin, 24 Januari 2022 | 11:00 WIB

Street Food Pentol Aboy

Sabtu, 22 Januari 2022 | 06:00 WIB

Penjual Makanan di Sekolah Ngarenghap Lagi

Jumat, 21 Januari 2022 | 19:44 WIB

Rujak Cihérang, Mendunia Berkat Do’a Uyut Eumpeuk

Selasa, 7 Desember 2021 | 17:00 WIB
X