• Kamis, 28 September 2023

Cangklong atau Padudan, Semula hanya Dipakai untuk Udud, Menjadi Benda Seni

- Selasa, 18 Januari 2022 | 14:56 WIB
Budi Gunawan, mencoba membuat cangklong agar terus bisa bersaing dan mendapat pelanggan luar negeri selain dari pembeli lokal
Budi Gunawan, mencoba membuat cangklong agar terus bisa bersaing dan mendapat pelanggan luar negeri selain dari pembeli lokal

jabaribernews.com - Yang namanya padudan atau cangklong, adalah tradisi kerja seni rumahan yang sudah lama menjadi benda koleksi.

Di beberapa negara, khususnya Eropa dan Amerika, cangklong telah menjadi ikonik dengan gaya hidup santai tapi serius.

Para pengguna cangklong, yang semula menggunakannya sebagai barang fungsional, lalu bergerak menjadikan cangklong barang seni yang dikoleksi dan berharga tinggi.

Cangklong juga telah menjadi gaya hidup yang melahirkan komunitas, sebagaimana orang bersepeda, mendaki gunung, melukis, memelihara beragam binatang, dan sebagainya.

Baca Juga: Tradisi Perkawinan Sunda, Bagian I : Menjelang Upacara Pernikahan

“Ya, di Tasikmalaya, seperti halnya di Bandung, komunitas cangklong juga ada,” tutur Budi Gunawan, seniman multitalenta yang tinggal di Jalan Jajaway, Kota Tasikmalaya

Komunitas cangklong anggotanya pedagang atau pengrajin cangklong yang telah mempunyai pelanggan.

Selain itu juga yang punya hobi nyangklong atau madud. “Ya yang sama atau satu frekwensi tea,” ujar Budi.

Komunitas cangklong ada yang berkumpul di cafe sambil ngopi, atau ikut melihat pembuatan cangklong di pengrajinnya.

Obrolan bisa sekitar pembahasan jenis hingga fungsi dan sejerah cangklong, atau apa saja yang sedang trend.

Baca Juga: Khasiat Seledri Bukan Sekedar Pewangi Tapi Anti Hipertensi

Budi sendiri dalam tiga tahun terakhir juga menjadi pengrajin cangklong atau padud.

Alumni Jurusan Ilmu Ekonomi Unsil ini, menjelaskan ketertarikannya pada cangklong setelah melihat benda tersebut mempunyai citra estetika tertentu.

Apalagi saat membaca atau memperoleh informasi mengenai padud yang sudah mendunia, dan telah menjadi ikon dan gengsi tertentu bagi kolektor atau penggunannya.

Halaman:

Editor: Nanang Supriatna

Tags

Artikel Terkait

Terkini

10 Istilah Kripto yang Perlu Diketahui oleh Pemula.

Minggu, 6 Februari 2022 | 13:33 WIB

Minyak Goreng dan Psikologi Sembako Panic Buying

Senin, 24 Januari 2022 | 16:58 WIB

Rumah Sakit Jiwa pun Perlu Buku Bacaan

Senin, 24 Januari 2022 | 11:00 WIB

Street Food Pentol Aboy

Sabtu, 22 Januari 2022 | 06:00 WIB

Penjual Makanan di Sekolah Ngarenghap Lagi

Jumat, 21 Januari 2022 | 19:44 WIB

Rujak Cihérang, Mendunia Berkat Do’a Uyut Eumpeuk

Selasa, 7 Desember 2021 | 17:00 WIB

Terpopuler

X