TAHUN 2020 adalah tahun Sang Moster Pandemi Covid-19 mulai menebar 'nggegiris' dan seantero rasa takut kepada kebanyakan penghuni planet bumi ini.
Berdampak mematikan di samping tentunya melumpuhkan dua pilar besar, sektor ekonomi dan pendidikan. Di line ekonomi khususnya para pengusaha konveksi dan garment satu persatu tumbang tak berdaya.
Pada saat itulah, seorang anak muda dari Babakan Rahayu Bojongemas memfokuskan jalan pikirnya untuk sekuat tenaga mampuh ke luar dari cengkraman pandemi dan dilema "dapur tanpa kebul".
Yang ia pikirkan meluas dengan keinginan besar membawa lolos dari sengatan maut sang pandemi, seluruh tetangganya, saudara dan handai taulannya.
Baca Juga: Presiden Meminta Kepolisian Menghormati Kebebasan Pendapat
Anak muda yang mengaku almamater tanah lumpur ladang itu bernama Adi Zamanur, 35 tahun atau lebih diakrabi para sahabat dan kliennya dengan sebutan Kang Adi saja.
Pemikiran yang melahirkan upaya praktisnya tidak sia-sia rupanya, Sang RT dan pengelola pengajian anak-anak itu dalam hitungan satu tahun mampu membuktikan jerih payahnya.
Sulung laki-laki dari pasangan Bah Arun dan Badriyah itu serta merta meninggalkan profesi lama sebagai tukang makanan ringan keliling untuk kemudian fokus di bidang usaha rumahan konveksi.
Dia mendirikan home industri konveksi kaos rompi untuk kegiatan olah raga sepak bola, futsal, basket, bola volley, dan lain-lain.
“Meski rumahan, insyaallah tidak murahan,” celotehnya berkelakar.
Bahan bakunya diambil dari Cigondewah dan Garut. Bahan baku pilihan tentunya.
“Kami bikin dengan bermacam-macam warna serta berpariasi ukurannya," kata Kang Adi yang mengaku sebagai anak lumpur sawah kawasan Negeri Air Tegalluar berapi-api.
Baca Juga: Saat Membuka Rapimnas Kadin Presiden Meminta Kadin Mendetailkan Kebijakan Pemerintah
Dari berspekulasi memutarkan modal awal Rp3 juta, ditambah mesin jahit berikut dua orang pekerjanya, kini telah mampu menjual beragam warna kaos rompi olah raga ke berbagai kota besar.