Pada tahun 2022 prevalensi balita stunting mencapai angka 1,99% atau setara dengan 1.834 balita, dari tahun ke tahunnya mengalami penurunan.
Asep Nuroni juga menjelaskan tentang isu permasalahan stunting dan isu permasalahan kemiskinan ekstrem.
Baca Juga: Kapolsek Sindangwangi Terima Apresiasi dan Saran dari Tokoh Agama
Isu permasalahan stunting:
-Peralihan dari kawasan berbasis pertanian menjadi kawasan berbasis Industri, banyaknya perempuan di sektor industri yang mengakibatkan pola pengasuhan yang di titipkan pada kerabar atau orang lain
-Hygiene dan sanitasi pada anak stunting belum optimal, kejadian diare masih tinggi yang menyebabkan penyerapan nutrisi pada anak menjadi terganggu
Isu permasalahan kemiskinan ekstrem:
-Belum memiliki data sasaran penanggulangan kemiskinan sebagai rujukan untuk perangkat daerah sebagai kewenangan masing-masing, intervensinya disesuaikan dengan data masing-masing
-Dengan data P3KE yang baru diterima pada akhir tahun 2022, diharapkan menjadu data sasaran oleh perangkat daerah penanggulangan kemiskinan dapat teratasi dan dapat lebih bersinergi.
Asep Nuroni dalam kesempatan tersebut mengharapkan pemerintah pusat untuk pemusatan data antara DTKS, E-PPBGM, ELSIMIL, data kemiskinan dan BPS, dan juga intervensi dari pusat melalui kementerian-kementrian terkait dapat lebih massif.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Kadis DP2KBP3A, Kadinkes, Perwakilan dari Polres Subang, perwakilan dari Kodim 0605 Subang, staff jajaran dinas DP2KBP3A, dan para hadirin lainnya yang mengikuti secara zoom meeting ***
Artikel Terkait
Sebagai Dukungan Wilayah Binaan, Babinkamtibmas dan PPL Pertanian Didampingi TP PKK Lakukan Monitor P2L
Pertemuan Rutin DWP Kabupaten Subang, Menghadirkan Pemateri Guna Meningkatkan Pengetahuan Anggotanya
Kang Akur Hadiri Acara Tasyakur Baznas Kabupaten Subang dalam Rangka HUT Baznas ke-22
BPKB Berbasis Digital, Subdit BPKB Korlantas Polri Gelar Supervisi di Polres Majalengka
Kapolsek Sindangwangi Terima Apresiasi dan Saran dari Tokoh Agama