jabaribernews.com -Peternak ayam petelur di Desa Tambakmekar, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang sekarang ini lagi humandeuar atau mengeluh.
Mengeluh karena harga pakan ayam semakin tinggi, mencapai Rp325 ribu per 50 kilogram.
Di sisi lain harga telur turun, hingga Rp17 ribu perkilogram sehingga biaya produksi tidak bisa tertutupi.
Baca Juga: Minyak Goreng dan Psikologi Sembako Panic Buying
Ada Peternak ayam petelur di Tambakmekar yang sudah bangkrut. Umpamanya H. Endar Peternak ayam petelur di Sawahlega.
H. Endar mengatakan akibat musim penghujan produksi telur mengalami penurunan 20 % dari biasanya.
Harga telur juga mengalami penurunan dan harga pakan mengalami kenaikan, yang biasanya dibawah Rp300 ribu per 50 kilogram (0,5 kintal).
"Dari 1700 ayam, saat ini hanya menghasilkan kurang dari satu kuintal telur,” ujarnya.
Baca Juga: Nevi Zuairina Minta Pemerintah Dorong Pengusaha Minyak Goreng Berkontribusi Stabilkan Harga
Kebutuhan pakan setiap hari sebanyak 2 kuintal, sehari memerlukan biaya kurang lebih Rp1,5 juta. Telor diambil dua kali dalam sehari, pagi dan siang hari.
H. Endar mengatakan banyak Peternak ayam petelur yang sudah bangkrut akibat harga pakan yang terus naik, harga telur dan produksi telur menurun akibat cuaca dingin.
"Kalau kondisinya seperti ini terus, tidak bagaimana ke depannya, gaji pegawai sudah tidak bisa kebayar," kata H.Endar.
Ia berharap, harga telur dan produksi telur kembali normal, dan harga pakan ayam kembali ke semula.***
Artikel Terkait
Puan Maharani Minta Pemerintah Kendalikan Harga Bahan Pokok
Puan Maharani: Kerja Cepat Pemerintah Menurunkan Harga Minyak Goreng Ditunggu Rakyat.
Puan Maharani: Segera Kendalikan Harga Kebutuhan Pokok Agar Kurangi Beban Rakyat
Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok Belum Terkendali, Anggota DPR Minta Operasi Pasar Tepat Sasaran
Kenaikan Harga Pupuk Nonsubsidi Naik Tajam, di Mana Pupuk Subsidi?