Formassi Desak Bupati Subang Tangguhkan Dana Hibah untuk KONI Subang Tahun 2022

jabaribernews.com -Forum Mahasiswa dan Sarjana Subang Seluruh Indonesia (Formassi) mendesak Bupati Subang menangguhkan dana hibah untuk KONI Subang tahun 2022 sebesar Rp 20 miliar.

Pasalnya, anggaran hibah untuk KONI Subang sebelumnya yang Rp35 miliar, dinilai tak jelas penggunaannya.

Ketua Formassi Fajrul Hilmi menilai dari hasil pertemuan antara pengurus KONI Subang dan para pengurus cabor, dapat disimpulkan KONI Subang gagal mempersiapkan prestasi atlet.

“Pernyataan Ketua KONI Subang, Asep Rohman Dimyati (ARD) lebih fokus terhadap tertib administrasi,” ujar Fajrul Hilmi.

Baca Juga: Kapolres Subang Hadiri HUT FKPM, Pesannya FKPM Memberikan Hal Positif bagi Masyarakat

Pembenahan administrasi sebuah kewajiban. “Karena Koni pakai duit negara bukan uang nenek moyangnya,” kata Fajrul lagi.

Menurut Fajrul kalau tidak tertib maka bisa masuk ranah pidana. “Jadi menurut kami, ARD tidak mengindahkan prestasi atau ada dugaan karena dia malu dengan hasil BK yang jeblok," ujar Fajrul.

Padahal, menurut informasi yang didapatnya, Fajrul menyebut dari total anggaran untuk Koni tahun 2021 sebesar Rp35 miliar, salah satunya untuk pembiayaan atlet insus sebanyak 120 orang.

"Sayangnya, bukan hanya tidak berprestasi, tetapi diduga banyak atlet insus ini yang fiktif,” kata Fazrul lagi.

Dicontohkan cabang olahraga dan cesport yang mengeluarkan anggaran Rp180 juta, sementara atlet tidak ada, cabor Karate Rp300 juta.

“Faktanya malah mengambil atlet dari Kabupaten Bandung," tutur Fajrul.

Menurut Fajrul, cabor balap sepeda yang hanya peringkat ke-7; cabor tenis Meja apalagi. “Jangankan berpeluang emas, hasil BK-nya malah paling bucit, peringkat ke-24,” ujarnya.

Cabor gulat juga hanya beberapa yang masuk 5 besar.”Kemudian Cabor Judo peluang dapat medali emasnya kecil," beber Fajrul.

Secara keseluruhan, dari 120 atlet insus, kira-kira 90 persen gagal. “Jadi untuk apa Ketua Koni marah-marah karena hanya dianggarkan Rp20 miliar. Padahal yang Rp35 miliar tidak jelas penggunaannya,” kata Fajrul.